Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan inovasi adalah tuntutan di dalam penyediakan instrumen keuangan syariah. Perry mengatakan layanan keuangan yang didasari oleh faktor keimanan ini sejatinya tak hanya bertujuan profit tapi juga aspek sosial seperti pendidikan dan lainnya. ‘’Ekonomi syariah dan lembaga keuangan syariah memiliki tujuan mensejahterakan umat’’ kata dia.
Perry mengungkap ada lima tantangan yang harus dijawab untuk mendorong pertumbuhan penetrasi produk keuangan syariah. Pertama, produk yang kompetitif dan menjawab kebutuhan pasar. Kedua, Pricing. Sejatinya, kata dia, pricing instrumen keuangan syariah harus menggambarkan misi komersial tapi juga sosial. Ketiga, Transaksi digital dan channel kemudahan mengakses produk dimanapun dan kapanpun. Keempat, kolaborasi antar jasa keuangan dan pemerintah. Kelima, likuiditas di pasar modal.
Sekjen IFSB Ghiat Shabsigh memaparkan mengenai Islamic liquidity yang saat ini sejalan dengan pesatnya pertumbuhan lembaga keuangan syariah di dunia juga menuntut adanya inovasi dan kreativitas melibatkan seluruh stakeholder.
BACA JUGA:VinFast Filipina dan Green GSM Bantu Warga Cebu Korban Gempa Bumi
Sejalan yang disampaikan Gubernur Bank Indonesia, Direktur Utama BSI Anggoro Eko Cahyo mengatakan kesiapan Bank Syariah Indonesia untuk menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi nasional melalui digitalisasi dan juga inovasi instrumen keuangan syariah, salah satunya sukuk.
Bahwa BSI aktif dalam mendukung likuiditas di pasar modal syariah melalui sukuk. Selain aktif menerbitkan sukuk berkelanjutan ESG Rp8 triliun dan mendapat animo sangat baik subscribed lebih dari 100%, BSI juga menawarkan produk-produk investasi dalam bentuk sukuk kepada investor retail baik melakui pasar primer maupun sekunder. BSI juga aktif dalam wakaf linked sukuk untuk program kemaslahatan umat. Melalui pasar primer, BSI memiliki mobile banking BYOND by BSI untuk mendemokratisasi kebutuhan investasi nasabah melalui penerbitan sukuk yang dikeluarkan Pemerintah.
‘’Digitalisasi adalah salah satu fokus perusahaan untuk memperluas inklusi keuangan syariah yang saat ini masih terpaut jauh dari hasil survey literasi produk dan keuangan syariah.’’
BACA JUGA: Usai Cek Lapangan, Inspektorat Seluma Analisa Kerugian Negara Terkait Dana Desa Dusun Tengah
Sejalan dengan itu, BSI juga fokus pada keamanan nasabah, good corporate governance (GCG) dan terus beradaptasi terhadap dinamika teknologi IT dan kecerdasan buatan (AI) yang mendukung kemudahan dan kemajuan perbankan syariah.