2. Cinta kepada Murid dan Umat
Sebagai guru besar, beliau mendidik ribuan murid. Beliau bukan hanya mengajarkan ilmu syariat dan hakikat, tetapi juga membimbing dengan kelembutan hati. Murid-muridnya merasa diperlakukan seperti anak sendiri. Beliau menekankan bahwa ilmu tanpa kasih sayang tidak akan memberi manfaat.
3. Memaafkan dan Mendoakan Orang yang Menyakiti
Ada riwayat yang menyebutkan, suatu ketika beliau dihina oleh seorang pemuda yang meremehkan ilmunya. Alih-alih marah, beliau tersenyum dan mendoakan kebaikan untuk pemuda itu. Tindakan ini menunjukkan cinta dan kasih sayang yang melampaui ego pribadi.
BACA JUGA:Kisah Kesabaran dan Zuhud Syekh Abdul Qadir Al-Jailani: Teladan Abadi dalam Menapaki Jalan Allah
4. Menolong Sesama dalam Kesulitan
Dikisahkan, pernah ada seorang yang datang kepada beliau dalam keadaan putus asa karena terlilit hutang. Syaikh Abdul Qadir menenangkan hatinya, lalu memberikan bantuan hingga orang itu terbebas dari masalahnya. Dari kisah ini tampak jelas betapa beliau menempatkan kasih sayang di atas segalanya.
Kasih sayang Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani mencerminkan nilai-nilai luhur yang diajarkan Islam:
• Kasih sayang sebagai bentuk ibadah: Dengan menyayangi sesama, beliau sesungguhnya sedang menjalankan ibadah kepada Allah.
• Cinta yang menumbuhkan persaudaraan: Melalui kelembutan dan kepedulian, beliau membangun ukhuwah Islamiyah yang kuat di tengah masyarakat.
• Teladan bagi umat: Kasih sayang beliau bukan hanya untuk umat Islam, tetapi juga untuk seluruh manusia, sesuai dengan misi rahmatan lil ‘alamin.
Al-Qur’an juga menegaskan pentingnya cinta di antara sesama:
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara.” (QS. Al-Hujurat: 10)
Dengan kasih sayang, persaudaraan umat semakin kokoh, dan inilah yang diperjuangkan oleh Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani sepanjang hidupnya.
Kisah cinta dan kasih sayang Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani kepada sesama menjadi teladan yang sangat relevan hingga hari ini. Di tengah kehidupan modern yang sering diliputi egoisme, beliau mengajarkan arti penting berbagi, memaafkan, dan peduli terhadap sesama.