Empat Wali Kutub Penjaga Alam Semesta: Kedudukan, Karomah, dan Cahaya Spiritualitas Islam

Selasa 16-09-2025,14:00 WIB
Reporter : juliirawan
Editor : juliirawan

Syekh Ahmad Ar-Rifa’i (w. 578 H) adalah pendiri tarekat Rifa’iyah. Beliau lahir di Irak dan dikenal sebagai ulama sufi yang penuh kasih sayang kepada fakir miskin serta zuhud terhadap dunia.

Karomah beliau yang paling terkenal adalah ketika berziarah ke makam Rasulullah SAW di Madinah. Dengan izin Allah, beliau bisa mencium tangan Rasulullah SAW yang keluar dari makam beliau. Kisah ini sangat masyhur di kalangan sufi sebagai tanda kecintaan Rasulullah kepada para wali yang tulus.

3. Syekh Ahmad Al-Badawi

Syekh Ahmad Al-Badawi (596–675 H) adalah ulama besar asal Fez (Maroko) yang kemudian bermukim di Mesir. Beliau dikenal sebagai pendiri tarekat Ahmadiyah Badawiyah.

Karomah beliau adalah wajah yang selalu bercahaya, hingga membuat banyak orang beriman semakin mantap ketika melihatnya. Kecemerlangan wajah itu diyakini sebagai pancaran nur ilahi dari kedekatannya kepada Allah.

Selain itu, beliau dikenal pemberani, pelindung masyarakat, dan selalu menolong orang-orang lemah. Hingga kini, makam beliau di Tanta, Mesir, masih ramai diziarahi umat.

4. Syekh Abu Hasan As-Syadzili

Syekh Abu Hasan As-Syadzili (593–656 H) adalah pendiri tarekat Syadziliyah. Beliau berasal dari Maroko, kemudian banyak berkiprah di Mesir dan Tunisia.

Sejak kecil beliau sudah memperlihatkan tanda-tanda karomah. Diceritakan bahwa ketika berusia 6 tahun, beliau mampu mengenyangkan seluruh penduduk Tunisia yang sedang dilanda kelaparan dengan izin Allah.

Syekh Abu Hasan As-Syadzili juga meninggalkan warisan doa-doa dan hizib yang hingga kini masih diamalkan banyak kaum muslimin, seperti Hizib Nashr dan Hizib Bahr.

BACA JUGA:Mukjizat Isra Mi’raj Rasulullah SAW: Perjalanan Agung Menuju Sidratul Muntaha

Kedudukan Wali Kutub dalam Islam

Meskipun tidak ada penjelasan eksplisit dalam Al-Qur’an maupun hadits sahih mengenai istilah “Wali Kutub”, namun para ulama sufi menjelaskan bahwa Allah senantiasa menurunkan rahmat-Nya kepada dunia melalui perantara orang-orang shaleh.

Rasulullah SAW bersabda:

إِنَّمَا يَرْحَمُ اللَّهُ مِنْ عِبَادِهِ الرُّحَمَاءَ
(Sesungguhnya Allah hanya merahmati hamba-hamba-Nya yang penyayang.) (HR. Bukhari dan Muslim)

Para wali adalah manifestasi dari kasih sayang Allah kepada manusia. Keberadaan mereka menjadi penjaga, penopang, dan cahaya penuntun umat.

Empat Wali Kutub, yakni Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, Syekh Ahmad Ar-Rifa’i, Syekh Ahmad Al-Badawi, dan Syekh Abu Hasan As-Syadzili, adalah sosok-sosok suci yang menjadi panutan umat Islam, baik di Timur maupun Barat. Mereka adalah ulama besar, ahli ibadah, pengamal tasawuf sejati, dan dikaruniai karomah luar biasa oleh Allah SWT.

Walaupun tidak wajib bagi umat Islam untuk meyakini detail tentang kedudukan mereka, tetapi keberadaan para wali ini menunjukkan kebesaran Allah SWT dalam memilih hamba-hamba tertentu untuk dijadikan cahaya penerang bagi umat.

Belajar dari kisah Empat Wali Kutub, umat Islam dapat meneladani keteguhan iman, kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya, serta kasih sayang kepada sesama manusia. Para wali Allah adalah bukti nyata janji Allah dalam Al-Qur’an:

Kategori :