Tantiem Komisaris BUMN Disebut Prabowo Akal-akalan, Ada yang Rp 40 M/Tahun

Jumat 15-08-2025,19:41 WIB
Reporter : Jeffri Ginting
Editor : Jeffri Ginting

 

Jakarta, Radarseluma.Disway.id - Ternyata tantiem para komisaris BUMN yang sangat besar, mendapat perhatian Presiden RI Prabowo Subianto. Prabowo menyoroti masalah badan usaha milik negara (BUMN) pada pidato Rancangan Undang-Undang APBN 2026 dan Nota Keuangan di gedung parlemen. Prabowo kemudian menyinggung soal tantiem bagi direksi dan komisaris pada BUMN yang, menurutnya, akal-akalan saja.

BACA JUGA: Bupati BS Serahkan Masalah Perdata BS Ditangani Kejaksan Negeri, Jalin MoU

BACA JUGA: Masih Ada Peluang, 7 Desa Masuk BS Kembali Masuk ke Seluma

Awalnya, Prabowo menyampaikan telah menugaskan Badan Pengelola Investasi Danantara Indonesia untuk membereskan BUMN-BUMN. Ia pun meminta agar komisaris perusahaan BUMN tidak perlu banyak-banyak.

"Tadinya pengelolaannya secara tidak masuk akal, perusahaan rugi, komisarisnya banyak banget," kata Prabowo, Jumat (15/8/2025).

Prabowo juga menghilangkan tantiem bagi direksi dan komisaris perusahaan. Sebagai informasi, tantiem adalah bagian dari keuntungan perusahaan yang diberikan kepada anggota direksi, dewan komisaris, dan/atau karyawan sebagai bentuk penghargaan atas kinerja mereka, terutama jika perusahaan memperoleh laba. Pemberian tantiem biasanya didasarkan pada persentase tertentu dari laba bersih perusahaan dan diputuskan melalui rapat umum pemegang saham (RUPS).

"Saya potong setengah, komisaris paling banyak 6 orang. Kalau bisa, cukup 4 atau 5, dan saya hilangkan tantiem," ucap Prabowo yang disambut tepuk tangan.

Menurut Prabowo, tantiem hanyalah akal-akalan. Pemilihan kata asing juga dinilainya supaya orang tidak mengerti apa itu tantiem.

BACA JUGA: Ternyata Bupati Pati Dapat Fee Suap Rel KA, KPK Sebut Bupati Sudah Balikkan

"Saya pun tidak mengerti apa arti tantiem itu. Itu akal-akalan mereka saja. Dia memilih istilah asing supaya kita tidak mengerti apa itu tantiem," katanya yang membuat ruang sidang riuh.

Prabowo kemudian menyoroti kerja komisaris yang mendapatkan tantiem puluhan juta tetapi kerjanya cuma datang rapat sebulan sekali.

"Saudara-saudara, masa ada komisaris yang rapat sebulan sekali, tantiemnya Rp 40 miliar setahun," katanya yang membuat suasana kembali riuh.

Oleh karena itu, Prabowo meminta Danantara agar tantiem itu tidak perlu diberikan jika perusahaan dalam kondisi merugi.

"Saya juga telah perintahkan ke Danantara, direksi pun tidak perlu tantiem kalau rugi dan untungnya harus untung bener, jangan untung akal-akalan," tuturnya.

Kategori :