Dzulqa’dah: Waktu yang Tepat untuk Berdamai dengan Diri Sendiri

Minggu 25-05-2025,11:00 WIB
Reporter : juliirawan
Editor : juliirawan

Reporter: Juli Irawan 

Radarseluma.disway.id - Dalam perjalanan hidup yang penuh gejolak, manusia kerap dihadapkan pada berbagai tantangan, baik dari luar maupun dari dalam dirinya sendiri. Setiap insan pasti pernah merasakan gelisah, cemas, atau bahkan perasaan bersalah terhadap dosa masa lalu. Maka, dibutuhkan momen untuk merenung, memperbaiki diri, dan berdamai dengan masa lalu. Salah satu waktu yang tepat untuk melakukan hal itu adalah bulan Dzulqa’dah, salah satu dari empat bulan haram yang dimuliakan oleh Allah SWT. Di bulan ini, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak amal kebaikan dan meninggalkan segala bentuk kezaliman, termasuk kezaliman terhadap diri sendiri.

Keutamaan Bulan Dzulqa’dah

Bulan Dzulqa’dah termasuk dalam empat bulan haram, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an yang mana terdapat dalam Surat At-taubah ayat 36 yang mana berbunyi 

 اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌۗ ذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةًۗ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ

Artinya:
“Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauh Mahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu padanya (empat bulan itu), dan perangilah orang-orang musyrik semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertaqwa.” (QS At-taubah: 36)

Imam Ibn Katsir dalam tafsirnya menjelaskan bahwa keempat bulan haram tersebut adalah Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab. Dalam bulan-bulan ini, larangan berbuat dosa lebih ditekankan dan pahala atas amal kebaikan pun dilipatgandakan. Karenanya, bulan Dzulqa’dah bukan sekadar waktu jeda menjelang ibadah haji, tapi juga momen yang sakral untuk introspeksitafakkur, dan islah an-nafs (perbaikan jiwa).

BACA JUGA:Menghadapi Cobaan dengan Kesabaran dan Keteguhan Iman

Makna Berdamai dengan Diri Sendiri

Berdamai dengan diri sendiri berarti menerima masa lalu, memaafkan kesalahan pribadi, dan membangun semangat baru untuk menjalani hidup lebih baik. Dalam Islam, hal ini sangat dianjurkan. Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits Tirmidzi yang mana berbunyi: 

كُلُّ بَنِي آدَمَ خَطَّاءٌ، وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ

Artinya:
"Setiap anak Adam pasti melakukan kesalahan, dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah yang bertaubat." (HR. Tirmidzi no. 2499, Hasan)

Taubat adalah langkah awal dalam proses berdamai dengan diri sendiri. Dengan taubat yang sungguh-sungguh, seorang hamba mengakui kesalahannya dan kembali kepada Allah dengan harapan diampuni dan diberi kekuatan untuk berubah.

Dzulqa’dah sebagai Momen Refleksi

Bulan Dzulqa’dah hadir di antara dua momentum besar: pasca-Ramadhan dan menjelang Dzulhijjah. Ini menjadi waktu ideal untuk merenung dan mengevaluasi. Apakah ibadah Ramadhan kita sudah cukup membentuk kepribadian yang lebih baik? Apakah kita telah menjalankan perubahan atau justru kembali pada kebiasaan buruk?

Kategori :