Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka. Sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, serta janganlah menggunjing sebagian kamu kepada sebagian yang lain." (QS. Al-Hujurat: 12)
Ayat ini memberi tiga larangan utama dalam menjaga hubungan sosial: buruk sangka, mencari kesalahan orang, dan ghibah. Ketiganya sangat merusak kepercayaan antarindividu dan menjadi sumber permusuhan. Islam menuntut umatnya untuk menjaga lisan dan hatinya agar tidak merusak persaudaraan yang telah terjalin.
BACA JUGA:Keutamaan Memaafkan Orang Lain dalam Islam: Jalan Menuju Ketenteraman dan Kemuliaan Hati
Mempererat Ukhuwah: Langkah Nyata
Meningkatkan hubungan sesama manusia dalam kehidupan sehari-hari bisa dimulai dari hal-hal kecil, seperti:
Memberi Salam dan Senyuman:
Rasulullah SAW bersabda:
"لا تَحْقِرَنَّ مِنَ المَعْرُوفِ شيئًا، وَلَو أَن تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ"
"Janganlah kamu meremehkan kebaikan sekecil apa pun, sekalipun kamu hanya bertemu saudaramu dengan wajah berseri." (HR. Muslim)
Menjenguk yang Sakit dan Menolong yang Membutuhkan:
Perbuatan ini merupakan bentuk nyata dari kasih sayang dan kepedulian yang mampu mempererat hubungan sosial.
BACA JUGA:Keutamaan Mengajarkan Ilmu kepada Orang Lain: Sebuah Tanggung Jawab dan Amalan yang Mulia
Memaafkan Kesalahan dan Tidak Pendendam:
Allah berfirman dalam Al-Qur'an Surat An-Nur ayat 22 yang berbunyi:
وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا ۗ أَلَا تُحِبُّونَ أَن يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
Artinya: "Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampuni mu? Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang." (QS. An-Nur: 22)
Memiliki hati yang mudah memaafkan bukan hanya memperbaiki hubungan dengan manusia, tetapi juga mengundang ampunan dari Allah SWT. Seorang yang pemaaf akan dihormati oleh manusia dan dicintai oleh Allah.