Menjadi pribadi yang peduli dan aktif dalam kegiatan sosial seperti membantu fakir miskin, mengunjungi orang sakit, mendamaikan perselisihan, atau berdakwah merupakan wujud nyata seorang Muslim yang bermanfaat.
Menghindari Sifat Malas dan Tidak Berguna
Islam sangat mencela kemalasan dan sikap pasif. Nabi Muhammad Rasulullah SAW sering berdoa agar dilindungi dari malas sebagaimana dijelaskan dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits Bukhari dan Muslim yang berbunyi:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ
Artinya: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan dan kemalasan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Kemalasan adalah musuh produktivitas. Oleh karena itu, seorang Muslim harus selalu menjaga semangatnya dan menghindari kegiatan yang tidak bermanfaat, seperti terlalu banyak tidur, bergosip, atau berlebihan dalam hiburan.
BACA JUGA:Membangun Keluarga yang Islami di Bulan Syawal
Dari penjelasan diatas maka dapatlah kita simpulkan bahwa menjadi Muslim yang produktif dan bermanfaat adalah manifestasi dari keimanan yang sejati. Setiap detik kehidupan harus dimanfaatkan untuk beribadah, berkarya, dan menebar manfaat. Dalam Islam, tidak ada konsep pengangguran dalam makna spiritual setiap Muslim dituntut untuk aktif dan berkontribusi, sekecil apa pun perannya.
Produktivitas dalam Islam berakar pada niat yang lurus, amal yang ikhlas, serta tujuan akhir berupa ridha Allah SWT. Sebagaimana Nabi SAW mengajarkan, amal yang kecil namun terus-menerus dilakukan lebih disukai oleh Allah daripada amal besar yang hanya sesekali dilakukan.
Di tengah era digital dan informasi yang cepat ini, mari kita berlomba-lomba untuk menjadi Muslim yang produktif dan bermanfaat. Mulailah dari hal yang kecil: membaca Al-Qur'an setiap hari, membantu orang tua, menyebarkan konten dakwah, atau menginspirasi orang di sekitar untuk hidup lebih baik. Semoga kita termasuk dalam golongan manusia terbaik yang disebut oleh Rasulullah SAW yang hidupnya menjadi sumber manfaat dan cahaya bagi orang lain. (djl)