Radarseluma.disway.id - Bulan suci Ramadhan adalah momentum agung dalam kehidupan seorang Muslim. Selama satu bulan penuh, umat Islam dididik secara spiritual untuk meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Di antara kebiasaan yang ditanamkan selama Ramadhan adalah memperbanyak dzikir dan doa. Hati yang dulunya lalai menjadi lebih dekat kepada Allah, lisan yang terbiasa mengucap kata sia-sia menjadi basah dengan kalimat-kalimat thayyibah.
Namun, tantangan sesungguhnya justru dimulai setelah Ramadhan usai. Apakah ibadah-ibadah yang kita lakukan selama Ramadhan, termasuk dzikir dan doa, akan tetap kita jaga atau justru kita tinggalkan begitu saja? Maka penting untuk membahas urgensi membiasakan dzikir dan doa dalam keseharian setelah ditempa selama bulan Ramadhan, sebagai bentuk kesinambungan ibadah dan upaya menjaga kesucian hati yang telah dibersihkan. Dzikir dan Doa: Benteng hati dari kemaksiatan Dzikir dan doa adalah bagian dari ibadah yang paling mulia dan mudah dilakukan oleh setiap Muslim, kapan pun dan di mana pun. Dalam Al-Qur'an, Allah SWT berulang kali memerintahkan hamba-Nya untuk berdzikir: اللَّهُ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ Artinya: “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang banyak bertaubat dan mencintai orang-orang yang menyucikan diri.” (QS. Al-Baqarah: 222) Salah satu bentuk penyucian diri yang dimaksud adalah dengan senantiasa mengingat Allah melalui dzikir dan doa. Orang yang rajin berdzikir akan selalu merasa diawasi oleh Allah, sehingga akan menjauh dari maksiat. Hatinya menjadi tenang, jiwanya tenteram, dan hidupnya lebih terarah. وَالذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُم مَّغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا Artinya: "Dan laki-laki yang banyak menyebut (nama) Allah dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar."(QS. Al-Ahzab: 35) Ayat ini menegaskan bahwa dzikir bukan sekadar amalan tambahan, tapi amalan pokok yang membawa keberkahan dan balasan agung dari Allah SWT. BACA JUGA:Menjaga Konsistensi Ibadah Setelah Ramadhan Hadits-Hadits Tentang Keutamaan Dzikir dan Doa Rasulullah SAW sangat menekankan pentingnya dzikir dan doa dalam kehidupan seorang Muslim. Dalam sebuah hadits shahih, beliau bersabda: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: "مَثَلُ الَّذِي يَذْكُرُ رَبَّهُ وَالَّذِي لَا يَذْكُرُ رَبَّهُ، مَثَلُ الْحَيِّ وَالْمَيِّتِ" Artinya: “Perumpamaan orang yang berdzikir kepada Rabb-nya dengan orang yang tidak berdzikir adalah seperti orang yang hidup dan orang yang mati.” (HR. Bukhari no. 6407) Hadits ini menunjukkan bahwa dzikir adalah ruh bagi hati. Hati yang tidak pernah berdzikir seperti jasad yang sudah mati. Maka, menjaga kebiasaan berdzikir pasca Ramadhan adalah upaya menjaga kehidupan spiritual yang sejati. Dalam hadits lain, Rasulullah SAW bersabda: "لَا يَزَالُ لِسَانُكَ رَطْبًا مِنْ ذِكْرِ اللَّهِ" Artinya: “Janganlah lisanmu kering dari berdzikir kepada Allah.” (HR. Tirmidzi) Ini menjadi motivasi agar kita membiasakan lisan untuk selalu menyebut nama Allah dengan berbagai dzikir yang telah dicontohkan, seperti tasbih (Subhanallah), tahmid (Alhamdulillah), takbir (Allahu Akbar), dan tahlil (La ilaha illallah). BACA JUGA:Meraih Kemenangan Sejati Pasca Ramadhan Doa: Wujud Ketergantungan Sejati kepada Allah Selain dzikir, doa juga merupakan sarana utama untuk mendekatkan diri kepada Allah. Doa adalah bukti bahwa kita menyadari kelemahan diri dan memohon pertolongan hanya kepada Allah. Allah berfirman: وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ Artinya: "Dan Tuhanmu berfirman: Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.” (QS. Ghafir: 60) Doa tidak hanya dilakukan ketika sedang dalam kesulitan, tetapi juga dalam kondisi lapang. Ketika seseorang terbiasa berdoa setiap hari, ia akan senantiasa merasa dekat dengan Allah, dan itu menjadi penguat iman serta penjaga dari godaan setan. Membawa Semangat Ramadhan ke dalam alam Hari-hari setelahnya Salah satu hikmah terbesar dari Ramadhan adalah membentuk kebiasaan baru yang baik. Dalam 30 hari Ramadhan, kita dibiasakan bangun malam, menahan diri, memperbanyak amal ibadah, membaca Al-Qur'an, serta berdzikir dan berdoa. Maka, alangkah ruginya jika semua itu ditinggalkan begitu saja selepas Idul Fitri. Ibnul Qayyim rahimakumullah berkata: "Dzikir bagi hati seperti air bagi ikan. Maka bagaimana keadaan ikan jika terpisah dari airnya?" Artinya, jika kita ingin hati tetap hidup dan bersinar, jangan pernah meninggalkan dzikir. Jadikan dzikir dan doa sebagai rutinitas harian sebagaimana kita tidak bisa hidup tanpa air dan makanan. BACA JUGA:Kembali ke Aktivitas Duniawi dengan Ruhani yang Kuat, Setelah Satu Bulan Berpuasa Ramadhan Cara Praktis Membiasakan Dzikir dan Doa