JAKARTA, Radarseluma.Disway.Id, - Kenaikan harga properti residensial di pasar primer melambat pada 2Q24.
Hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Bank Indonesia menunjukkan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) tumbuh 1,76% yoy pada 2Q24, lebih rendah daripada 1Q24 (1,89% yoy) dan 2Q23 (1,92% yoy). Secara spasial, dari 18 kota yang diamati, perlambatan kenaikan IHPR terutama terjadi di kota Batam. Sebaliknya, pertumbuhan harga rumah yang meningkat terutama terjadi di Kota Pekanbaru yang tumbuh 1,69% yoy, jauh lebih tinggi dari kuartal sebelumnya yang terkontraksi sebesar -0,13% yoy.
BACA JUGA: Jalan Simpang Enam - Jembatan Layang Seluma Ditutup Sementara Hingga Pukul 12.00 Wib
Survei Bank Indonesia juga menunjukkan penjualan properti residensial tumbuh sebesar 7,30% yoy pada 2Q24 (vs. 31,16% yoy pada 1Q24).
Berdasarkan informasi dari responden, sejumlah faktor yang menghambat pengembangan dan penjualan properti residensial primer pada 2Q24, antara lain kenaikan harga bangunan (35,10%), masalah perizinan (24,48%), suku bunga KPR (22,81%) dan proporsi uang muka yang tinggi dalam pengajuan KPR (17,61%).
Pertumbuhan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada triwulan II 2024 sebesar 13,97% yoy, relatif stabil dibandingkan triwulan sebelumnya (13,91% yoy).
Survei Bank Indonesia juga menunjukkan KPR masih menjadi skema Utama (75,52%) dalam pembiayaan pembelian rumah primer. Sementara itu, mekanisme pembelian rumah primer melalui pembayaran tunai bertahap dan tunai masing-masing memiliki proporsi sebesar 17,10% dan 7,38% dari total pembayaran.
BACA JUGA: Rapat DPR soal Putusan MK Gagalkan PDIP Usung Cagub Jakarta
BACA JUGA: DPRD Seluma Sampaikan Pandangan Umum, Terhadap APBD Seluma Perubahan 2024