Tren yang mendorong aktivitas dunia maya pada tahun 2024
Secara global, insiden dunia maya (36%) menempati peringkat risiko paling penting selama tiga tahun berturut-turut – untuk pertama kalinya dengan selisih yang jelas (5% poin). Penyakit ini merupakan bahaya terbesar di 17 negara, termasuk Australia, Perancis, Jerman, India, Jepang, Inggris, dan Amerika Serikat.
Asia mengalami peningkatan serangan siber dan terdapat banyak insiden siber di kawasan ini, termasuk serangan siber terhadap badan antariksa Jepang , pelanggaran data rincian warga negara yang dilakukan oleh Dewan Penelitian Medis India , dan pemadaman layanan online yang dikelola pemerintah Korea Selatan. jasa .
Pelanggaran data dipandang sebagai ancaman dunia maya yang paling mengkhawatirkan bagi responden Allianz Risk Barometer (59%) diikuti oleh serangan terhadap infrastruktur penting dan aset fisik (53%). Peningkatan serangan ransomware baru-baru ini – pada tahun 2023 terjadi kebangkitan aktivitas yang mengkhawatirkan, dengan aktivitas klaim asuransi meningkat lebih dari 50% dibandingkan tahun 2022 – menempati peringkat ketiga (53%).
“Penjahat dunia maya sedang menjajaki cara untuk menggunakan teknologi baru seperti kecerdasan buatan generatif (AI) untuk mengotomatisasi dan mempercepat serangan, menciptakan malware dan phishing yang lebih efektif. Meningkatnya jumlah insiden disebabkan oleh buruknya keamanan dunia maya, khususnya pada perangkat seluler, kekurangan dari jutaan profesional keamanan siber, dan ancaman yang dihadapi perusahaan-perusahaan kecil karena ketergantungan mereka pada outsourcing TI juga diperkirakan akan mendorong aktivitas siber pada tahun 2024,” jelas Scott Sayce, Global Head of Cyber, Allianz Commercial .
Gangguan bisnis dan bencana alam
Meskipun gangguan rantai pasok pascapandemi sudah mereda pada tahun 2023, gangguan bisnis (31%) tetap mempertahankan posisinya sebagai ancaman terbesar kedua secara global pada survei tahun 2024. Hasil ini mencerminkan keterhubungan dalam lingkungan bisnis global yang semakin bergejolak, serta ketergantungan yang kuat pada rantai pasokan untuk produk atau layanan penting.
Asia, khususnya Korea Selatan, Jepang, dan Tiongkok, memainkan peran penting dalam rantai pasokan hulu global di beberapa industri termasuk bahan aktif farmasi dan kendaraan elektronik. Meningkatkan manajemen kesinambungan bisnis, mengidentifikasi hambatan rantai pasokan, dan mengembangkan pemasok alternatif terus menjadi prioritas manajemen risiko utama bagi perusahaan pada tahun 2024.
BACA JUGA:Teledyne e2v Hadirkan Sensor Gambar CMOS, Untuk Kondisi Cahaya Redup Ekstrim