Tahun kabisat adalah tahun yang dapat habis dibagi 4. Tahun kabisat menurut kalender Gregorian adalah tahun yang dapat habis dibagi 4. Kemudian, tahun dengan kelipatan 100 juga akan dianggap sebagai tahun kabisat jika tahun tersebut habis dibagi 400. Penambahan satu hari dalam tahun kabisat ditetapkan pada tahun 1582 Masehi oleh Paus Gregorius XIII. Tahun kabisat terjadi empat tahun sekali, di mana Februari memiliki 29 hari, bukan 28 hari pada umumnya. Pada tahun kabisat, jumlah hari dalam kalender dari Januari hingga Desember adalah 366 hari karena Februari terdiri dari 29 hari. Sejarah tahun kabisat pertama kali diperkenalkan oleh Julius Caesar dan filsufnya, Sosigenes, yang membuat modifikasi penting dalam kalender Romawi kuno dengan menambahkan satu hari untuk setiap tahun keempat di bulan kedua setiap tahun, yakni Februari.
Kenapa deengan tahun kabisat
Tahun kabisat terjadi untuk 'menyeimbangkan' dan 'memperbaiki' jadwal waktu bumi mengelilingi matahari. Bumi membutuhkan waktu yang tidak tepat 365 hari untuk mengelilingi matahari. Sebenarnya, bumi butuh waktu 365-seperempat hari. Istilah kabisat, atau leap year dalam bahasa Inggris, pertama kali dipopulerkan di era kaisar Romawi Julius Caesar dengan bantuan astronom asal Alexandria, Sosiogenes. Sosigenes menemukan bahwa satu tahun revolusi Bumi sama dengan 365,25 hari. Untuk itu, Sosigenes mengusulkan penambahan satu hari pada bulan Februari setiap empat tahun sekali. Dari situlah, mulai dikenal tahun kabisat dan ada tanggal 29 Februari setiap empat tahun sekali.
Pada tahun kabisat, jumlah hari dalam satu tahun adalah 366 hari. Tahun kabisat menjadi tahun penting karena pada tahun ini kalender masehi sesuai dengan tahun matahari. Tahun matahari merupakan tahun yang dibutuhkan bumi melakukan perjalanan mengelilingi matahari. Contohnya, Juli musim panas jika tidak ada tahun kabisat maka jumlah waktu yang hilang bisa bertambah menjadi hari, minggu hingga bulan.