"Kita patut bersyukur karena Indonesia terletak di khatulistiwa dimana seluruh partikel energi tinggi dari matahari saat terjadi flare dibelokkan ke arah kutub sehingga relatif tidak terdampak," ujar Tiar kepada CNNIndonesia.com, Kamis (15/7).
BACA JUGA: Kisah Nabi Sulaiman Taklukkan Ratu Balqis Penyembah Matahari Hingga Akhirnya Beriman
Dikutip dari laman Meteoagent, badai Matahari level tinggi akan terjadi pada Jumat hari ini. Selanjutnya, pada 23-24 Desember, badai Matahari berada di level medium. Lalu, hingga 31 Desember, badai Matahari dikatakan akan berada pada level rendah.
Matahari memang mendekati puncak siklus matahari selama 11 tahun atau lebih. Aktivitas bintik matahari maksimum diperkirakan terjadi pada 2025.
"Hal ini dapat mengakibatkan badai geomagnetik dapat mengganggu sinyal radio frekuensi tinggi di lintang yang lebih tinggi dan memicu cahaya utara, atau aurora, dalam beberapa hari mendatang," kata Dahl.
Solar Dynamics Observatory milik NASA menangkap aksi dalam sinar ultraviolet ekstrim, dan terekam gelombang energi yang kuat sebagai kilatan cahaya yang sangat besar dan terang.