BENGKULU SELATAN Radar Seluma.Disway.Id - Tidak dimungkiri bahwa sawah tada hujan rawan gagal penan. Terbukti petani di ataran Pagardewa kota Manna rawan gagal panen sehingga petani beralifungsi tanam hultikutura seperti tanam cabe merah dan sayur-sayuran.
BACA JUGA:Cegah Malarai dan DBD, Dinkes Bengkulu Selatan Fogging Desa Tungkal II
Patri (45) warga desa Pagardewa kota Manna menyebut sawah tadah hujan tidak dimungkiri rawan gagal panen. Ketersediaan suplai air masih menjadi persoalan krusial yang dihadapi mayoritas petani, dan terutama ketika muncul fenomena El Nino. "Air merupakan salah satu faktor produksi penting dalam budidaya tanaman padi. Namun, hingga kini, ketersediaan suplai air masih menjadi persoalan krusial yang dihadapi mayoritas petani, dan terutama ketika muncul fenomena El Nino,"ungkap Patri.
BACA JUGA:Semakin Sembrawut TPI Pasar Bawah Bengkulu Selatan
Sebagian wilayah Indonesia, termasuk sejumlah provinsi penghasil padi terbesar nasional. Masyarakat bercocok tanam mengandalkan air hujan kadang kala gagal panen akibat kurangnya pasokan air. "Untuk atara sawah Pagardewa saat ini mulai dialifungsikan yakni tanam cabe karena sulitnya mendapatkan air. Meskipun harga cabe merah tidak setabil dari harga Rp.80/kg menjadi Rp.35/kg,"ucap Patri.
Ia menyadari pentingnya air untuk keberhasilan sebuah tanaman dan sebagai alternatif saat ini petani bangun sumur secara mandiri. "Sudah seharusnya pemerintah mendukung pembangunan sumur untuk petani memiliki lahan sawah tada hujan agar petani dapat maksimalkan dalam pemanfaatan lahan,"pungkas Patri.(yes)