
SELEBAR, Radar Seluma.Disway.Id, - Tahap awal, Kejaksaan Negeri Seluma telah menetapkan tiga orang tersangka (Tsk). Dalam kasus pengelolaan anggaran belanja rutin di Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Seluma tahun 2021. Jumlah tersangka ini, diyakini akan bertambah. Dan bisa menjadi berjamaah atau banyak.
BACA JUGA:Ferrari, Elegansi dan Kecepatan Tinggi dalam Kelas Dunia Strategis untuk Keunggulan Teknologi
BACA JUGA:Mantan Sekda Seluma, Mulkan Tajudin Dipanggil Jaksa
"Iya, sementara tersangkanya 3. Yakni mantan Plt Sekwan M Husni, kemudian bendahara Rahmat dan Sekun PPTKnya. Namun masih kita dalami dan masih ditelusuri. Pemeriksaan masih berjalan," sampai Kajari Seluma, Wuriadi Paramitha, SH MH melalui Kasi Pidana Khusu (Pidsus), Ahmad Gufroni, SH MH saat dikonfirmasi Radar Seluma.
Dari pemeriksaan saksi yang mencapai 140 orang saksi tersebut, terdapat belanja oprasional rutin yang dilakukan di sekretariat DPRD Kabupaten Seluma ternyata fiktif. Yakni pada 11 item belanja rutin di tahun 2021.
Sampai saat ini tsk dalam kasus dugaan korupsi di Sekretariat DPRD Kabupaten Seluma tahun 2021, masih 3 orang tersebut.
"Justru sangat berpeluang jika tersangka berjamaah. Sebab tidak mungkin tiga tersangka ini berperan dalam dugaan penyimpangan anggaran rutin. Jelas mereka ini bekerja," tegasnya.
Sehingga pihak Kejaksaan Negeri Seluma hingga saat ini masih akan terus melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi lainnya. Di dalam mengungkap anggaran fiktif dari kegiatan rutin tersebut mengalir ke siapa saja.
Sehingga tersangka akan bertambah, karena terdapat 11 item belanja rutin tahun 2021. Yakni meliputi pada anggaran Bahan Bakar Minyak (BBM), Makan Minum, honorarium, pemelihara kendaraan dinas, publikasi, Pembelian ATK. Serta beberapa aitem lainnya yang terindikasi fiktif. Saat ini pihak Kejaksaan Negeri Seluma masih menunggu hasil penghitungan Kerugian Negara (KN) yang dilakukan oleh Konsultan Akuntan Publik (KAP). Kerugian yang ada saat ini sebesar kurang lebih Rp 1,2 miliar masih merupakan estimasi