Setiba di rumah istrinya bertanya apakah sudah membayar hutangnya dan sang suami langsung mengiyakan saja.
Mendengar jawaban sang suami sang istri sangat terkejut dan tidak percaya
bagaimana bisa membayar hutang sementara sementara uang untuk membayar hutang tersebut tertinggal di rumah spontan saja dia langsung diam dan termenung membayangkan apa yang telah terjadi dia telah menuduh dan memfitnah orang tanpa sebab namun orang tersebut tidak marah sedikit pun malahan memberikan uang tersebut senilai 2000 Dinar sehingga membuat pemuda tersebut penasaran siapa gerangan orang tersebut.
Dia pun langsung menuju ke rumah Sayyid Ali sesampainya di sana dia masih bingung.
Apakah benar rumah ini yang tadi dia datangi, dia bertanya kepada salah seorang tetangga itu berkata. Yang ia tanyakan tadi adalah rumah Imam Ali Zainal Abidin bin Husain putra Fatimah Az-zahra binti Rasulullah SAW.
Dia memberanikan diri untuk mengetuk pintu dengan sangat ketakutan mengira pasti akan dihukum oleh sang Imam. Setelah dibukakan pintu Said Ali menyambutnya dengan baik dan mempersilahkannya masuk.
Sang Imam bertanya apakah masih kurang uang yang saya berikan orang itu menceritakan apa yang terjadi sebenarnya dan dia memohon maaf. Kepada Imam Ali Zainal Abidin atas kesalahan yang telah dibuatnya di jawablah oleh Zainal. Saya sudah memaafkan kamu waktu kemarin di masjid sewaktu kamu pertama kali menuduh saya. Orang tersebut semakin sedih dan sangat merasa bersalah. Kepada beliau kemudian dia memberikan uang sejumlah 2.000 dinar kepada imam Ali Zainal Abidin. Sebagai pengganti uang yang dulu tetapi imam Ali Zainal Abidin tidak mau menerimanya. Beliau bilang saya ikhlas atas uang tersebut.Sungguh akhlak dari Zuriah Nabi Muhammad yang sangat mulia. (djl)