Produk yang menggunakan olein dari sawit memiliki daya tahan yang lebih lama untuk dipajang di toko dan harganya pun lebih murah sisi teknologi teknologi makanan, minyak sawit memiliki keunggulan karena bersifat semi-solid pada suhu lingkungan dan mencair pada suhu 35 derajat celcius.
Minyak nabati lain umumnya berbentuk cair, terjadi karena 50% kandungan minyak sawit berupa saturated acids, umumnya palmitic dan stearic. Minyak sawit juga lebih banyak digunakan pada makanan di Eropa.
BACA JUGA:Ternyata Bermain TikTok, Habiskan Kuota Sebanyak Ini Selama 5 Jam Dalam Sehari
Hal ini tidak terlepas dari latar belakang sejarah penggunaan lemak pada makanan."menurut keterangan, hingga akhir abad ke-19, orang Eropa menggunakan lemak hewan seperti mentega, lemak sapi, dan lemak babi untuk digunakan pada kue, roti, dan biskuit.
Seiring dengan bertambahnya populasi manusia, pasokan lemak hewan menjadi tidak mencukupi dan semakin semakin terbatas sudah ada penemuan margarin untuk menggantikan mentega, karena itu, sejak awal abad ke-20, lemak dari minyak nabati mulai digunakan dan diimpor.
Apalagi, teknologi untuk membuat minyak nabati lebih bersih juga sudah dikembangkan minyak sawit juga bisa memangkas biaya produksi makanan, karena minyak sawit bisa diproduksi dengan pemanasan dan pengepresan sederhana, sementara minyak nabati lain tidak bisa.
Penanaman pohon kelapa sawit juga jauh lebih murah ketimbang minyak nabati lain sehingga selisih biaya per hektare kelapa sawit jauh lebih besar ketimbang minyak nabati. Produktivitas yang tinggi inilah yang membuat sawit jauh lebih menguntungkan dari sisi harga(apr)