Hal ini ditandai dengan kedatangan Laksamana Cheng Ho, seorang jenderal Muslim dari Tiongkok yang membentuk komunitas Tiongkok dan Arab di beberapa pelabuhan, seperti di Semarang, Demak, Tuban dan Ampel.
Setelah kerajaan Majapahit runtuh dan didominasi oleh agama Islam, banyak pengikut kerajaan memilih untuk meninggalkan Majapahit dengan alasan mereka tidak ingin ikut Islam.
Nah, pengikut Majapahit selanjutnya melakukan perjalanan untuk menetap dan mendirikan kerajaan di luar daerah Jawa. Salah satunya di daerah Sumatera.
"Jadi sewaktu kerajaan Majapahit ini runtuh dan Islam mulai masuk. Ada pasangan suami istri yang bernama Sibaka dan Sibeki. Sibaka lelaki, dan Sibeki istrinya. Mereka ini memutuskan untuk meninggalkan Majapahit. Menyebrang di Selat Sunda terombang-ambing berbulan-bulan rombongan ini tibalah di pulau Sumatera. Tepatnya di Kabupaten Tulang Bawang," cerita Zubirman (70) tokoh masyarakat Kelurahan Masmambang.
Setibanya di Kabupaten Tulang Bawang Provinsi Lampung, rombongan Sibaka dan Sibeki ini menginap untuk beberapa hari. Kemudian ada kerabat mereka yang memilih untuk menetap di Tulang Bawang dan rombongan yang lain tetap melanjutkan perjalanan untuk mencari tempat tinggal.
Rombongan terus melakukan perjalanan hingga tiba di Sumatera Selatan tepatnya di Kabupaten Musi Rawas. Sama seperti sebelumnya, setelah menginap beberapa malam selanjutnya ada keluarga yang memilih untuk menetap di Musi Rawas. "Di Musi Rawas ada satu keluarga juga yang ditinggalkan oleh rombongan ini untuk menetap. Ada banyak tempat yang disinggahi. Termasuk juga di daerah Padang Sawah Lunto. Itu sekitar tahun 1889," tukasnya. BersambungBACA JUGA:Awal Mula Berdirinya Masmambang Seluma (1).. Perintis Pertama dari Kerajaan Majapahit