Cegukan umum terjadi pada setiap orang, termasuk bayi dan anak-anak. Selain menimbulkan suara ‘hik’, cegukan juga dapat menyebabkan tekanan di dada, perut, dan tenggorokan. Umumnya cegukan tidaklah berbahaya. Namun jika terjadi dalam jangka waktu tertentu dan berulang ini bisa jadi menandakan jika anda mengidap suatu penyakit tertentu. Sebagaimana dirilis oleh Kementerian Kesehatan melalui laman Alodokter.com. Untuk itu, mari kenali gejalanya.
BACA JUGA:Pria Ini Tega Aniaya Hingga Perkosa Tunangan
BACA JUGA:Jenis Ilmu Pelet Ini, Bikin Korban Rindu Hingga Gila
Penyebab Cegukan
Otot yang memisahkan perut dan dada (diafragma) memiliki peran penting dalam sistem pernapasan manusia. Otot diafragma akan turun (kontraksi) saat bernapas, dan naik kembali (relaksasi) saat menghembuskan napas. Cegukan terjadi ketika otot diafragma berkontraksi tanpa disengaja dan tiba-tiba. Kondisi ini menyebabkan udara masuk terlalu cepat masuk ke dalam paru-paru sehingga katup saluran pernapasan menutup dan menimbulkan suara ‘hik’.
Selain pada orang orang dewasa, cegukan juga cukup sering terjadi pada bayi. Namun, cegukan pada bayi umumnya akan hilang dengan sendirinya. Beberapa penelitian bahkan menyebutkan bahwa cegukan pada bayi merupakan hal yang normal dan bagian dari proses tumbuh kembangnya. Kontraksi otot diafragma yang tiba-tiba, baik yang hanya berlangsung sementara maupun berkepanjangan, dapat dipicu oleh berbagai hal. Yang perlu diwaspadi adalah ketika anda cegukan lebih dari 24 jam atau bahkan mencapai dua hari. Karena bisa jadi merupakan gejala awal penyakit tertentu.
cegukan yang berlangsung selama lebih dari 2 hari dapat dipicu oleh:
Gangguan sistem pencernaan, seperti gastritis, tukak lambung, pankreatitis, kanker pankreas, kanker lambung, penyakit radang usus, penyumbatan usus, atau hepatitis
Gangguan metabolik, seperti kecanduan alkohol, diabetes, atau gangguan elektrolit
Gangguan ginjal, seperti gagal ginjal kronis
Gangguan saraf, misalnya akibat peradangan pada saluran napas, atau karena adanya tumor atau kista di leher
Gangguan pada otak, seperti stroke hemoragik, radang dan infeksi otak, tumor otak, multiple sclerosis, dan hidrosefalus
Gangguan di rongga dada, misalnya pneumonia, bronkitis, tuberkulosis, asma, cedera pada dada, dan emboli paru