BENGKULU, radarseluma.disway.id - Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Bengkulu menyiapkan subsidi ongkos angkut bahan pangan guna mengatasi peningkatan angka inflasi.
Kepala Bank Indonesia perwakilan Bengkulu Darjana mengatakan Subsidi angkut yang disiapkan melalui Anggaran Belanja Tak Terduga (BTT) itu tidak hanya berdampak pada harga angkut itu sendiri tapi juga ke harga barang, sehingga intervensi bentuknya subsidi.
Sementara, Setiap kendaraan distributor pangan ada subsidi ongkos angkut. Nilainya Rp1 juta per kendaraan.
"Subsidi angkut itu tidak hanya berdampak pada harga angkut itu sendiri tapi juga ke harga barang, sehingga intervensi bentuknya subsidi. Meski nilainya tidak terlalu besar tapi itu merupakan bagian dari insentif kami berkontribusi menurunkan ongkos transportasi," kata Kepala Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bengkulu Darjana di Bengkulu.
Kendaraan yang mendapatkan subsidi ongkos angkut yakni yang membawa komoditas pangan seperti beras, minyak goreng, bawang merah dan cabai merah yang menjadi prioritas dalam operasi pasar murah. "Subsidi ongkos angkut ini dikaitkan dengan operasi pasar terintegrasi. Ongkos angkut yang dihitung untuk mendapatkan subsidi yakni dari total sewa dan bahan bakar dari kendaraan yang mendistribusikan bahan pangan sekali jalan untuk operasi pasar terintegrasi," ucapnya.
Upaya subsidi ongkos angkut bahan pangan tersebut tentunya demi menekan harga komoditas pangan agar tidak mengalami kenaikan yang signifikan, apalagi saat ini memasuki periode konsumsi rumah tangga cukup tinggi karena bertepatan dengan hari besar keagamaan.