ILIR TALO - Seperti yang diketahui kondisi ekonomi saat ini sedang tahap pemulihan. Masyarakat luas sangat terdampak pada kondisi pemulihan ekonomi pasca pandemi beberapa tahun belakangan ini, khususnya para petani.
Mereka mengeluh dengan harga buah tandan sawit turun sementara pupuk non subsidi Melangit harganya sehingga pendapatan dari hasil panen dengan pembelian pupuk untuk pemeliharaan kebun tidak sesuai.
BACA JUGA:Sawit Ngetrek, Harga Turun, Pupuk Mahal
BACA JUGA:Maling Standan Sawit, Ibu Rumah Tangga Ini Diadili..
Seperti yang disampaikan salah satunya toke pupuk yang berada di Kecamatan Ilir Talo Julhendezal saat dikonfiemasi Radar Seluma kemarin (22/1).
Ia mengatakan saat ini tokonya menjual pupuk Urea persatu karung yang berukuran 50Kg sebesar Rp 560 ribu, sementara pupuk merek KCL persatu sak Rp 700 ribu, pupuk Mutiara persatu karung isi 50Kg Rp 850 ribu, dan pupuk TSP dia jual persatu sak, ukuran 50Kg Rp 750 ribu rupiah.
Dirinya mengatakan pupuk yang dijual di tokonya tersebut merupakan pupuk yang sering digunakan para petani untuk merawat kebun mereka, Menurut Jul Hendezal jika tidak dipupuk maka buah kelapa sawit berkurang.
Sehingga semakin merugikan petani. "Dengan harga pupuk non subsidi ini semakin naik, masyarakat mengalami kesulitan dimana harga pupuk non subsidi ini semakin tinggi.
BACA JUGA: Rumah Toke Sawit Dibobol Pencuri Cilik, Yang Didapat Segini..
BACA JUGA: Harga TBS Sawit di RAM Seluma Capai Rp 2050
Sedangkan hasil penjualan para patani tidak sesuai, pada ini harga TBS sawit kembali turun meski tidak terlalu siginifikan, namun harga pupuk tidak kunjung turun malah semakin membumbung,"tukasnya.