Spirit Hijrah dan Pembentukan Jiwa Kepemimpinan Islami: Membangun Pemimpin yang Tangguh dan Visioner
Radarseluma.disway.id - Spirit Hijrah dan Pembentukan Jiwa Kepemimpinan Islami: Membangun Pemimpin yang Tangguh dan Visioner--
Reporter: Juli Irawan
Radarseluma.disway.id - Hijrah bukan sekadar perpindahan fisik dari satu tempat ke tempat lain. Dalam Islam, hijrah mengandung makna spiritual yang dalam, yakni perubahan dari kondisi buruk menuju kondisi yang lebih baik, dari kejahilan menuju ilmu, dari maksiat menuju taqwa. Hijrah adalah perjalanan transformasi jiwa dan karakter seorang Muslim dalam rangka meraih keridhaan Allah SWT.
Lebih dari itu, hijrah mengandung semangat perjuangan, pengorbanan, dan visi yang kuat. Maka dari itu, spirit hijrah sangat erat kaitannya dengan pembentukan jiwa kepemimpinan. Pemimpin dalam Islam bukan hanya soal kekuasaan, tetapi tentang amanah, tanggung jawab, dan pelayanan kepada umat. Spirit hijrah yang dibawa Rasulullah SAW dan para sahabatnya menjadi teladan abadi bagaimana seorang pemimpin dibentuk melalui proses perjuangan dan pengorbanan.
Makna Hijrah dalam Al-Qur’an dan Hadits
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
وَالَّذِينَ هَاجَرُوا فِي اللَّهِ مِن بَعْدِ مَا ظُلِمُوا لَنُبَوِّئَنَّهُمْ فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً ۖ وَلَأَجْرُ الْآخِرَةِ أَكْبَرُ ۚ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ
Artinya: "Dan orang-orang yang berhijrah karena Allah sesudah mereka dianiaya, pasti Kami akan memberikan tempat yang baik kepada mereka di dunia. Dan sesungguhnya pahala di akhirat lebih besar, kalau mereka mengetahui." (QS. An-Nahl: 41)
Ayat ini menunjukkan bahwa hijrah karena Allah mengandung nilai perjuangan, kesabaran, dan keyakinan terhadap janji Allah. Hal-hal tersebut merupakan pondasi utama dalam jiwa seorang pemimpin sejati.
Rasulullah SAW juga bersabda:
الْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللَّهُ عَنْهُ
Artinya: “Orang yang berhijrah adalah orang yang meninggalkan apa-apa yang dilarang oleh Allah.” (HR. Bukhari)
Hadits ini menegaskan bahwa hijrah sejati adalah transformasi jiwa dan perilaku. Seorang pemimpin harus senantiasa melakukan hijrah dari sifat-sifat tercela seperti egois, sombong, dan zalim menuju sifat-sifat mulia seperti jujur, sabar, dan adil.
BACA JUGA:Hijrah sebagai Proses Menuju Kesempurnaan Iman: Sebuah Perjalanan Spiritual Tanpa Akhir
Spirit Hijrah dalam Diri Rasulullah SAW
Rasulullah SAW adalah teladan utama dalam membentuk jiwa kepemimpinan melalui hijrah. Ketika beliau dan para sahabat hijrah dari Makkah ke Madinah, itu bukan sekadar penyelamatan diri, melainkan strategi besar dalam membentuk peradaban Islam. Di Madinah, beliau membangun masyarakat Islam yang adil, bersatu, dan berlandaskan nilai-nilai Ilahiyah.
Langkah-langkah Rasulullah SAW setelah hijrah ke Madinah mencerminkan kualitas kepemimpinan yang luar biasa:
Sumber: