Hijrah Menuju Akhlak Nabi: Meneladani Budi Pekerti Rasulullah SAW dalam Kehidupan Sehari-hari
Radarseluma.disway.id - Hijrah Menuju Akhlak Nabi: Meneladani Budi Pekerti Rasulullah SAW dalam Kehidupan Sehari-hari--
Reporter: Juli Irawan
Radarseluma.disway.id - Hijrah dalam Islam bukan hanya tentang perpindahan fisik dari satu tempat ke tempat lain, sebagaimana Rasulullah SAW dan para sahabat berpindah dari Makkah ke Madinah. Hijrah juga mencakup transformasi spiritual dan moral menuju kehidupan yang lebih baik, lebih dekat kepada Allah, dan lebih mencerminkan nilai-nilai Islam. Di antara bentuk hijrah paling agung adalah hijrah menuju akhlak Rasulullah SAW. Beliau adalah teladan terbaik bagi umat manusia, sebagaimana firman Allah:
"لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ ٱللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ"
Artinya: "Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu." (QS. Al-Ahzab: 21)
Ayat ini menegaskan bahwa setiap Muslim wajib meneladani akhlak Nabi Muhammad SAW dalam seluruh aspek kehidupan. Maka, hijrah menuju akhlak beliau adalah bentuk hijrah yang hakiki dan sejati.
Meneladani Akhlak Rasulullah SAW: Tinjauan Al-Qur’an dan Hadits
1. Akhlak Rasulullah adalah Al-Qur’an yang Hidup
Siti Aisyah RA ketika ditanya tentang akhlak Rasulullah SAW menjawab:
"كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ"
Artinya: "Akhlak beliau adalah Al-Qur’an." (HR. Muslim)
Penjelasan ini mengandung makna mendalam. Rasulullah SAW tidak hanya mengajarkan Al-Qur’an secara lisan, tetapi menjadikan isi Al-Qur’an sebagai prinsip hidup. Ia adalah manifestasi nyata dari ajaran-ajaran Al-Qur’an dalam perilaku sehari-hari.
2. Akhlak Rasulullah yang Lembut dan Pemaaf
Allah SWT memuji kelembutan Rasulullah dalam firman-Nya:
"فَبِمَا رَحْمَةٍۢ مِّنَ ٱللَّهِ لِنتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنتَ فَظًّۭا غَلِيظَ ٱلْقَلْبِ لَٱنفَضُّوا۟ مِنْ حَوْلِكَ"
Artinya: "Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu." (QS. Ali 'Imran: 159)
Sikap lembut dan memaafkan Rasulullah menjadi daya tarik utama bagi para sahabat dan masyarakat Arab pada masa itu. Ia tidak membalas keburukan dengan keburukan, tetapi membalasnya dengan kebaikan.
BACA JUGA:Meneguhkan Hijrah melalui Tilawah Al-Qur'an: Menjadikan Wahyu Sebagai Petunjuk Hidup
Implementasi Akhlak Rasulullah dalam Kehidupan Sehari-hari
1. Kejujuran dalam Ucapan dan Tindakan
Rasulullah dikenal dengan gelar Al-Amin, yang artinya orang yang terpercaya. Bahkan sebelum diangkat menjadi Nabi, masyarakat Makkah sudah mengakui kejujuran beliau. Kejujuran adalah pondasi utama dalam berinteraksi.
"إِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ، وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ"
Artinya: "Sesungguhnya kejujuran itu membawa kepada kebaikan, dan kebaikan itu membawa ke surga." (HR. Bukhari dan Muslim)
2. Tawadhu dan Rendah Hati
Meski menjadi pemimpin tertinggi umat Islam, Rasulullah tidak pernah bersikap angkuh. Beliau hidup sederhana, duduk bersama kaum fakir, dan membantu pekerjaan rumah.
"مَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلَّا رَفَعَهُ اللَّهُ"
Artinya: "Tidaklah seseorang bersikap tawadhu’ karena Allah kecuali Allah akan mengangkat derajatnya." (HR. Muslim)
3. Pemaaf dan Tidak Pendendam
Dalam peristiwa Fathu Makkah, saat beliau kembali ke kota yang dulu mengusirnya, beliau tidak melakukan pembalasan dendam. Bahkan, beliau berkata kepada para penduduk Quraisy:
"اذْهَبُوا فَأَنْتُمُ الطُّلَقَاءُ"
Artinya: "Pergilah kalian, kalian semua bebas." (HR. Al-Baihaqi)
Ini menunjukkan keagungan akhlak pemaaf yang sangat luar biasa.
4. Kasih Sayang terhadap Sesama
Rasulullah sangat menyayangi anak-anak, para wanita, kaum miskin, bahkan binatang sekalipun.
"الرَّاحِمُونَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمَنُ"
Artinya: "Orang-orang yang penyayang akan disayangi oleh Ar-Rahman." (HR. Tirmidzi)
BACA JUGA:Muharam: Bulan Mulia untuk Menyemai Amal Rahasia dan Mendekat kepada Allah
Hijrah Akhlak: Sebuah Keharusan Zaman Ini
Di tengah krisis moral dan perilaku yang melanda dunia modern—dimana kejujuran langka, empati menipis, dan kepedulian sosial melemah—hijrah menuju akhlak Rasulullah adalah solusi nyata. Hijrah bukan semata mengganti penampilan fisik, tetapi lebih dalam: mengubah batin, sikap, dan perilaku.
Dari penjelasan diatas maka dapatlah kita simpulkan bahwa Umat Islam hari ini sangat membutuhkan figur-figur yang meneladani Rasulullah SAW dalam akhlaknya, baik sebagai pemimpin, orang tua, pendidik, maupun masyarakat biasa. Akhlak mulia akan menciptakan ketenangan, mempererat ukhuwah, dan menjadi dakwah yang paling efektif.
Hijrah menuju akhlak Rasulullah SAW adalah proses spiritual yang mendalam. Ini adalah bentuk hijrah yang tidak hanya berdampak pada individu, tetapi juga komunitas. Meneladani sifat jujur, pemaaf, rendah hati, kasih sayang, dan keteguhan dalam prinsip akan membentuk masyarakat yang lebih Islami dan beradab.
Mari kita jadikan tahun-tahun baru Hijriyah ini sebagai momentum hijrah akhlak. Kembalilah kepada suri teladan agung, Rasulullah SAW. Sebab sebaik-baik manusia adalah mereka yang meneladani Nabi dalam lisan, sikap, dan perbuatan. Akhlak adalah wajah sejati dari iman, dan hijrah akhlak adalah bentuk nyata dari cinta kepada Rasulullah SAW.
"إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الْأَخْلَاقِ"
Artinya: "Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia." (HR. Ahmad) (djl)
Sumber: