Meneguhkan Iman di Tengah Ujian: Hikmah Abadi dari Kisah Ashabul Kahfi
Radarseluma.disway.id - Meneguhkan Iman di Tengah Ujian: Hikmah Abadi dari Kisah Ashabul Kahfi--
Reporter: Juli Irawan
Radarseluma.disway.id - Dalam perjalanan sejarah keimanan, Allah mengabadikan banyak kisah teladan dalam Al-Qur’an, salah satunya adalah kisah Ashabul Kahfi para pemuda beriman yang memilih meninggalkan kenikmatan dunia demi menjaga aqidah mereka. Kisah ini diabadikan dalam Surah Al-Kahfi ayat 9-26. Mereka adalah simbol keberanian, kesabaran, dan keteguhan iman yang hingga hari ini tetap menjadi pelajaran bagi umat Islam dalam menghadapi fitnah zaman.
Dalam era modern yang penuh godaan materialisme, hedonisme, dan berbagai kemaksiatan yang dibungkus kemajuan teknologi, kisah Ashabul Kahfi menjadi relevan. Ia mengingatkan kita bahwa mempertahankan iman kadang menuntut pengorbanan besar, namun Allah pasti menolong hamba-Nya yang ikhlas.
Kisah Ashabul Kahfi dalam Al-Qur’an
Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an tentang Ashabul Kahfi:
اَمْ حَسِبْتَ اَنَّ اَصْحٰبَ الْكَهْفِ وَالرَّقِيْمِ كَانُوْا مِنْ اٰيٰتِنَا عَجَبًاۗ
Artinya: “Ataukah kamu mengira bahwa orang-orang yang mendiami gua dan (yang mempunyai) raqim itu, mereka termasuk tanda-tanda kekuasaan Kami yang menakjubkan?” (QS. Al-Kahfi: 9)
Para ulama tafsir menjelaskan, Ashabul Kahfi adalah sekelompok pemuda beriman yang hidup di masa raja dzalim. Ketika mereka diajak menyembah berhala, mereka menolak dan memilih bersembunyi di sebuah gua untuk mempertahankan tauhid. Allah menidurkan mereka selama 309 tahun, lalu membangunkan mereka di masa berbeda, hingga kisah mereka menjadi bukti keagungan Allah dan penguat iman bagi manusia.
Allah berfirman tentang keteguhan mereka:
اِنَّهُمْ فِتْيَةٌ اٰمَنُوْا بِرَبِّهِمْ وَزِدْنٰهُمْ هُدًى ۚ
Artinya: “Sesungguhnya mereka adalah para pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk.” (QS. Al-Kahfi: 13)
BACA JUGA:Tetap Membara! Menjaga Semangat Hijrah Sepanjang Tahun
Hikmah yang Dapat Diambil
1.Keteguhan Iman di Tengah Tekanan
Para pemuda ini hidup di lingkungan yang mayoritas musyrik, namun mereka tetap memegang tauhid. Ini pelajaran bagi kita yang mungkin minoritas di tempat kerja, kampus, atau lingkungan, untuk tetap tegar menjaga iman meski ada tekanan atau ejekan.
2.Pentingnya Memilih Lingkungan yang Baik
Mereka tidak sendirian; mereka saling mendukung dalam kebaikan. Ini menegaskan pentingnya memiliki teman yang shalih untuk saling menguatkan di jalan Allah.
3.Kesabaran Mendatangkan Pertolongan Allah
Mereka bertawakal dan bersabar, lalu Allah melindungi mereka di dalam gua. Ini menjadi dalil bahwa siapa pun yang sungguh-sungguh mempertahankan iman, Allah tidak akan membiarkannya tanpa pertolongan.
4.Keterbatasan Ilmu Manusia
Dalam kisah ini, Allah menegaskan:
سَيَقُوْلُوْنَ ثَلٰثَةٌ رَّابِعُهُمْ كَلْبُهُمْ وَيَقُوْلُوْنَ خَمْسَةٌ سٰدِسُهُمْ كَلْبُهُمْ رَجْمًا بِالْغَيْبِ وَيَقُوْلُوْنَ سَبْعَةٌ وَّثَامِنُهُمْ كَلْبُهُمْ ۚ قُلْ رَّبِّيْٓ اَعْلَمُ بِعِدَّتِهِمْۚ
Artinya: “Nanti mereka akan mengatakan: (jumlah mereka) tiga orang, yang keempat anjing mereka; dan ada yang mengatakan: lima orang, yang keenam anjing mereka, hanya menduga-duga yang gaib; dan ada yang mengatakan: tujuh orang, yang kedelapan anjing mereka. Katakanlah: ‘Tuhanku lebih mengetahui jumlah mereka.’…” (QS. Al-Kahfi: 22)
Ini menunjukkan keterbatasan ilmu manusia terhadap perkara gaib, sehingga kita harus merendah dan banyak bertanya pada Allah.
Rasulullah SAW bersabda
بَادِرُوا بِالْأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ
Artinya: “Bersegeralah kalian beramal sebelum datang fitnah-fitnah seperti potongan malam yang gelap gulita.” (HR. Muslim)
Hadits ini senada dengan spirit kisah Ashabul Kahfi: jika iman tidak segera diteguhkan, kita akan mudah tergelincir dalam fitnah yang menyesatkan.
BACA JUGA:Setelah Asyura: Merawat Semangat dan Menjaga Istiqamah dalam Ibadah
Kisah Ashabul Kahfi mengajarkan pentingnya
1. Memegang teguh prinsip agama meski terasing. Rasulullah SAW bersabda:
بَدَأَ الإِسْلاَمُ غَرِيبًا وَسَيَعُودُ كَمَا بَدَأَ غَرِيبًا فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ
Artinya: “Islam datang dalam keadaan asing dan akan kembali asing sebagaimana awalnya, maka beruntunglah orang-orang yang asing itu.” (HR. Muslim)
2. Menjaga diri dari syubhat dan maksiat, sebagaimana para pemuda ini mengasingkan diri demi menjaga akidah.
3. Bertawakal penuh pada Allah, karena hanya Allah yang sanggup menolong hamba-Nya yang jujur dalam iman.
Dari penjelasan diatas maka dapatlah kita simpulkan bahwa Kisah Ashabul Kahfi bukan hanya dongeng masa lampau, tapi pelajaran abadi bagi umat Islam agar tidak goyah di tengah arus fitnah zaman. Allah mengabadikan kisah ini agar kita selalu ingat bahwa iman tidak datang tanpa ujian, dan pertolongan Allah hanya bagi mereka yang bersabar dan bertawakal.
Semoga kita semua termasuk golongan orang-orang yang diteguhkan Allah dalam iman seperti Ashabul Kahfi. Marilah kita memperkuat diri dengan ilmu, amal shalih, dan lingkungan yang baik agar selamat dari berbagai fitnah akhir zaman. Jangan ragu untuk berpegang pada ajaran Allah dan sunnah Rasul-Nya, meski kita harus terasing di tengah masyarakat. Wallahu a’lam. (djl)
Sumber: