Reporter: Juli Irawan – Radarseluma.disway.id - Setiap pergantian tahun, baik dalam hitungan kalender Masehi maupun Hijriah, selalu menjadi momen sakral untuk melakukan evaluasi diri. Waktu berjalan cepat, usia bertambah, dan pertanyaan penting pun muncul: Sudahkah kita berhijrah ke arah yang lebih baik?
Hijrah tidak lagi hanya dimaknai sebagai perpindahan fisik dari satu tempat ke tempat lain sebagaimana hijrahnya Rasulullah SAW dari Makkah ke Madinah, melainkan telah berkembang menjadi makna spiritual—perubahan dari keburukan menuju kebaikan, dari kelalaian menuju kesadaran, dari maksiat menuju taat.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
وَالَّذِينَ هَاجَرُوا فِي اللَّهِ مِن بَعْدِ مَا ظُلِمُوا لَنُبَوِّئَنَّهُمْ فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً ۖ وَلَأَجْرُ الْآخِرَةِ أَكْبَرُ ۚ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ
Artinya: "Dan orang-orang yang berhijrah karena Allah setelah mereka dizalimi, pasti Kami akan memberikan tempat yang baik kepada mereka di dunia. Dan sesungguhnya pahala di akhirat lebih besar, kalau mereka mengetahui." (QS. An-Nahl: 41)
Ayat ini menunjukkan bahwa hijrah karena Allah akan selalu diganjar pahala dan keberkahan, baik di dunia maupun di akhirat. Maka, momen awal tahun adalah waktu yang tepat untuk bertanya pada diri sendiri: Sudahkah kita hijrah secara hakiki?
Makna Hijrah dalam Konteks Kekinian
Hijrah dalam pengertian modern bukan sekadar pindah tempat, tapi berpindah hati dan niat. Dari kebiasaan buruk menuju kebiasaan baik, dari lalai dalam ibadah menuju ketekunan, dari cinta dunia menuju cinta akhirat.
Rasulullah SAW bersabda:
الْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللَّهُ عَنْهُ
Artinya: “Orang yang berhijrah adalah orang yang meninggalkan apa-apa yang dilarang oleh Allah.” (HR. Bukhari no. 10)
Hadis ini memberikan penekanan bahwa hijrah bukan hanya peristiwa sejarah, tetapi sebuah perjalanan spiritual yang harus terus diperjuangkan. Setiap pribadi Muslim dituntut untuk melakukan hijrah batin, memperbaiki akhlak, menghindari dosa, dan mendekatkan diri kepada Allah.
Apa Saja yang Sudah Kita Hijrahkan?
Pertanyaan penting untuk refleksi di awal tahun adalah: Apa saja yang sudah kita hijrahkan?
1. Hijrah Niat
Sudahkah setiap amal kita diniatkan lillah (karena Allah)? Jangan sampai amal yang terlihat besar di mata manusia justru kosong nilainya karena niat yang salah.
2. Hijrah Lisan
Dari berkata dusta dan ghibah menuju lisan yang dzikir dan membawa kedamaian. Lisan adalah cermin hati. Jika hijrah sudah sampai ke lisan, maka itu pertanda hati telah mulai bersih.
3. Hijrah Amal
Dari meninggalkan shalat menjadi mendirikan shalat. Dari bermalas-malasan menjadi produktif. Amal menjadi indikator kuat dari keimanan.
4. Hijrah Sosial
Dari lingkungan yang buruk menuju pergaulan yang mendukung kebaikan. Karena iman bisa naik turun tergantung siapa yang mengelilingi kita.
5. Hijrah Hati
Ini yang paling berat dan tersembunyi. Hati yang tadinya dipenuhi iri, dengki, cinta dunia, perlahan mulai diisi dengan rasa syukur, ikhlas, sabar, dan rindu kepada Allah.
Mengapa Hijrah Itu Berat?
Hijrah tidak mudah karena ia menuntut perubahan, dan perubahan seringkali menyakitkan. Allah SWT mengingatkan dalam Al-Qur'an:
أَمْ حَسِبْتُمْ أَن تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُم مَّثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِن قَبْلِكُم ۖ مَّسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا...
Artinya: “Apakah kalian mengira bahwa kalian akan masuk surga, padahal belum datang kepada kalian (cobaan) seperti orang-orang terdahulu sebelum kalian? Mereka ditimpa kesusahan dan penderitaan, dan diguncang (dengan berbagai ujian)…” (QS. Al-Baqarah: 214)
Hijrah mengharuskan kita keluar dari zona nyaman. Meninggalkan kebiasaan buruk yang telah mengakar. Tapi justru di situlah pahala dan keberkahan bersembunyi.
Langkah-Langkah Praktis untuk Memulai Hijrah di Awal Tahun
1. Evaluasi Diri (Muhasabah):
Catat apa saja dosa, kelalaian, dan kekurangan selama setahun terakhir.
2. Tentukan Niat dan Fokus:
Pilih satu atau dua aspek kehidupan yang ingin diperbaiki secara serius tahun ini.
3. Tingkatkan Ibadah:
Mulailah dengan amalan kecil yang konsisten seperti shalat tepat waktu, membaca Al-Qur’an harian, atau shalat sunnah.
4. Bersihkan Lingkungan Sosial:
Hindari lingkungan yang menjauhkan kita dari Allah dan dekati komunitas yang mendukung hijrah kita.
5. Minta Pertolongan Allah:
Tidak ada hijrah yang berhasil tanpa pertolongan Allah. Perbanyak doa agar diberi kekuatan.
Awal Tahun, Awal Perubahan
Hijrah bukan sebuah slogan, bukan juga tren yang sekadar viral. Ia adalah proses panjang menuju ridha Allah. Awal tahun adalah momen terbaik untuk kembali memperbaharui niat dan langkah. Jadikan tahun ini lebih baik dari sebelumnya.
Rasulullah SAW bersabda:
خَيْرُ النَّاسِ مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ
Artinya: “Sebaik-baik manusia adalah yang panjang umurnya dan baik amalannya.” (HR. Tirmidzi no. 2330)
Semoga tahun ini menjadi awal hijrah kita yang sejati bukan sekadar tampilan luar, tetapi perubahan dari dalam hati menuju cahaya iman yang hakiki.
Mari jadikan momentum awal tahun sebagai gerbang perubahan. Tidak ada kata terlambat untuk berhijrah. Selama nafas masih di dada, selama pintu taubat masih terbuka, mari kita arahkan langkah menuju Allah.
Hijrah bukan untuk menjadi lebih baik dari orang lain, tapi untuk menjadi lebih baik dari diri kita yang kemarin. (djl)