Ketundukan Nabi Ismail AS: Teladan Agung bagi Generasi Muda Islam
Radarseluma.disway.id - Ketundukan Nabi Ismail AS: Teladan Agung bagi Generasi Muda Islam--
Reporter: Juli Irawan
"Mukadimah: Ketundukan sebagai Mahkota Iman"
Radarseluma.disway.id - Dalam dunia yang semakin modern dan bebas, ketundukan kepada kehendak Allah SWT menjadi nilai yang mulai memudar di kalangan generasi muda. Padahal, dalam Islam, ketundukan bukan bentuk kelemahan, melainkan simbol kekuatan iman dan kepasrahan sejati kepada Sang Pencipta. Salah satu teladan agung dalam sejarah Islam mengenai ketundukan ini adalah kisah Nabi Ismail AS, putra dari Nabi Ibrahim AS. Kisah yang terekam indah dalam Al-Qur'an ini memberikan pelajaran luar biasa tentang keimanan, ketaatan, dan pengorbanan yang sejati.
Kisah Ketundukan Nabi Ismail AS
Kisah Nabi Ismail AS dan ayahandanya, Nabi Ibrahim AS, tercantum dalam Surah Ash-Shaffat ayat 102–107, ketika Allah SWT menguji keduanya dengan perintah yang sangat berat: menyembelih putra kesayangan sebagai bentuk kepatuhan mutlak kepada Allah SWT.
Allah berfirman:
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَىٰ فِي ٱلْمَنَامِ أَنِّيٓ أَذْبَحُكَ فَٱنظُرْ مَاذَا تَرَىٰ ۚ قَالَ يَٰٓأَبَتِ ٱفْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِىٓ إِن شَآءَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلصَّـٰبِرِينَ
Artinya: "Maka ketika anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: 'Wahai anakku! Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!' Ia (Ismail) menjawab: 'Wahai ayahku! Kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.'" (QS. Ash-Shaffat: 102)
Ayat ini menggambarkan betapa luar biasanya ketundukan Nabi Ismail AS. Di usia muda, saat semangat hidup sedang berkobar, beliau justru menunjukkan kepatuhan yang menggetarkan hati. Ia tidak hanya menerima perintah tersebut, tapi juga menguatkan hati ayahnya agar tetap melaksanakan perintah Allah SWT.
BACA JUGA:Haji Mabrur sebagai Katalis Perubahan Sosial: Menghadirkan Keberkahan dalam Masyarakat
Makna Ketundukan: Pelajaran Akhlak dan Tauhid
Kisah ini bukan sekadar narasi sejarah, melainkan fondasi bagi akhlak dan tauhid yang kokoh. Ketundukan Nabi Ismail AS mengajarkan bahwa ketaatan kepada perintah Allah harus didahulukan atas keinginan pribadi. Ia tidak berdebat, tidak memberontak, bahkan tidak mengeluh. Inilah bentuk penghambaan sejati.
Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّ أَعْظَمَ النَّاسِ بَلَاءً الْأَنْبِيَاءُ، ثُمَّ الأَمْثَلُ فَالأَمْثَلُ
Artinya: "Sesungguhnya orang yang paling berat ujiannya adalah para nabi, kemudian yang semisal dengan mereka, dan yang semisal dengan mereka." (HR. Ibnu Majah no. 4023)
Sumber: