Ibadah di Bulan Syawal: Meraih Keberkahan Setelah Ramadhan
Jumat 11-04-2025,14:00 WIB
Reporter:
juliirawan|
Editor:
juliirawan
Radarseluma.disway.id - Ibadah di Bulan Syawal: Meraih Keberkahan Setelah Ramadhan Oleh Al-Ustadz Kosun--
Reporter: Juli Irawan
Oleh: Al-Ustadz Kosun
Guru Al-Qur'an SD IT Darunnajah
Radarseluma.disway.id - Bulan Syawal merupakan bulan ke-10 dalam kalender Hijriyah yang datang setelah berakhirnya bulan suci Ramadhan. Meski Ramadhan telah usai, bukan berarti ibadah turut berakhir. Justru, bulan Syawal menjadi momentum untuk mempertahankan dan melanjutkan semangat ibadah yang telah dibangun selama Ramadhan.
Apa saja yang musti di lanjutkan dan di pertahan di bulan Syawal hingga datang pagi bulan Suci Ramadhan setelah kita di tempah dan di gembleng selama satu bulan penuh di bulan Suci Ramadhan berikut yang harus lakukan dan lanjutkan:
Pertama: Puasa Enam Hari di Bulan Syawal
Salah satu ibadah paling utama di bulan Syawal adalah Puasa enam hari. Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits yang mana berbunyi:
"مَنْ صَامَ رَمَضَانَ، ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ، كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ." (رواه مسلم)
Artinya:
"Barang siapa berpuasa Ramadhan, kemudian diikuti dengan enam hari dari bulan Syawal, maka (pahalanya) seperti Puasa sepanjang tahun." (HR. Muslim)
Puasa enam hari ini dapat dilakukan berturut-turut atau terpisah, selama masih dalam bulan Syawal. Ibadah ini memiliki keutamaan luar biasa sebagai bentuk pelengkap Puasa Ramadhan.
Kedua: Meningkatkan Amal Shaleh
Syawal menjadi saat yang tepat untuk mempertahankan kebiasaan baik yang telah terbentuk selama bulan Suci Ramadhan, seperti:
*Sholat sunnah (Dhuha, Tahajud)
*Membaca Al-Qur’an secara rutin
*Bersedekah dan membantu
sesama
*Dzikir dan doa harian
Ibadah-ibadah ini menjadi cara untuk menjaga spiritualitas agar tetap kuat sepanjang tahun.
Ketika: Silaturahmi dan Saling Memaafkan
Syawal juga dikenal sebagai bulan kemenangan dan silaturahmi. Tradisi Idul Fitri menjadi momentum bagi umat Islam untuk saling memaafkan, mempererat hubungan keluarga, kerabat, dan masyarakat.
Hal ini selaras dengan ajaran Agama Islam yang menekankan pentingnya ukhuwah dan menjaga hubungan baik antar sesama.
Dijelaskan dalam Al-Qur'an Surah Muhammad ayat 22 - 23 Allah SWT berfirman yang mana berbunyi:
> فَهَلْ عَسَيْتُمْ إِن تَوَلَّيْتُمْ أَن تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ وَتُقَطِّعُوا أَرْحَامَكُمْ (٢٢) أُوْلَـٰئِكَ الَّذِينَ لَعَنَهُمُ اللَّهُ فَأَصَمَّهُمْ وَأَعْمَىٰ أَبْصَارَهُمْ (٢٣)
Artinya:
"Maka apakah sekiranya kamu berkuasa, kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan silaturahmi? Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah, yang ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka." (QS. Muhammad: 22–23)
Ayat ini menunjukkan betapa besar dosa memutuskan silaturahmi hingga Allah melaknat pelakunya.
Selain dijelaskan dalam Al-Qur'an juga dijelaskan Nabi Muhammad Rasulullah dalam beberapa Hadits di antara bahwa silahturahmi di dapat memperpanjang umur dan memperluas rezeki sebagaimana dijelaskan dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits Bukhari dan Muslim yang mana berbunyi:
> مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ، وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
Artinya:
"Barang siapa yang ingin diluaskan rezekinya dan dipanjangkan usianya, maka hendaklah ia menyambung silaturahmi." (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini menekankan manfaat duniawi dari silaturahmi: umur panjang dan rezeki yang lapang.
Dalam Hadist lain Silaturahmi adalah bagian dari iman sebagaimana dijelaskan dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits Bukhari yang berbunyi:
> مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
Artinya:
"Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia memuliakan tamunya. Dan barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia menyambung silaturahmi." (HR. Bukhari)
Keempat: Menjaga Konsistensi Ibadah
Bulan Syawal adalah ujian konsistensi. Banyak orang yang rajin beribadah di Ramadhan, namun melemah setelahnya. Maka dari itu, Syawal mengajarkan bahwa ibadah bukan hanya musiman, melainkan bagian dari kehidupan sehari-hari.
Dari penjelasan diatas maka dapatlah kita simpulkan bahwa Bulan Syawal bukan sekadar perayaan setelah Ramadhan, melainkan bulan untuk melanjutkan semangat kebaikan.
Melalui Puasa enam hari yaitu Puasa Syawal, beramal Shaleh, silaturahmi, dan konsistensi ibadah, kita bisa meraih keberkahan dan ridha Allah SWT sepanjang tahun.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan semoga bermanfaat dan menjadikan wawasan bagi kita semua dan kita dapat mengamalkan amalan-amalan yang biasa kita lakukan selam bulan Suci Ramadhan untuk di lanjutkan dan di tingkatkan bukan justru bulan Suci Ramadhan berakhir dan berlalu begitu saja tanpa bekas dalam diri kita dan kehidupan kita sehari-hari. (djl)
Sumber: