Eskalasi Konflik Serangan Iran ke Israel, Dinamika Pasar Minyak Global
Bank Mandiri Economic--
Radarseluma.Disway.Id, Selain memicu ketegangan regional hingga ke tingkat global, eskalasi konflik ini berdampak kepada perekonomian global serta meningkatkan risiko makro ekonomi Indonesia.
Secara fundamental, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian menyatakan perekonomian Indonesia masih cukup kuat. Pertumbuhan ekonomi masih dapat terjaga di atas 5% dengan inflasi yang terkendali.
BACA JUGA: DBD Tinggi, Ketua DPRD Seluma Minta Dinkes Lakukan Penanganan Prioritas
BACA JUGA: Menhub dan Menko PMK Tinjau Arus Mudik di Rest Area Heritage KM 260B Banjaratma - Brebes
Konflik Timur Tengah dapat mempengaruhi berbagai indikator ekonomi global hingga nasional, sehingga harus diwaspadai dan segera diantisipasi.
Ketegangan ini mendorong harga minyak mentah jenis Brent berjangka diperdagangkan diatas USD 90 per barel setelah ditutup 1,1% lebih tinggi pada Rabu, 10 April 2024, sementara harga West Texas Intermediate (WTI) mendekati USD 86 per barel. Ketegangan geopolitik dan pengurangan pasokan OPEC+ telah mengerek harga minyak dunia naik hampir 18% sejak awal tahun 2024.
Kenaikan harga minyak berisiko menekan APBN 2024 terutama dari sisi belanja dan defisit. Kenaikan harga minyak global dapat menyebabkan kenaikan harga bbm bersubsidi sehingga meningkatkan beban subsidi.
Fundamental pasar minyak mendukung peningkatan harga minyak.
Kami melihat supply shortage ke depan disebabkan oleh beberapa faktor antara lain 1. Serangan Ukraina ke kilang minyak Rusia, 2. Keputusan OPEC+ pada April 2024 untuk tetap menahan pemotongan produksi sukarela sebesar 2,2 juta barel per hari hingga akhir tahun 2024, dan 3. Potensi penguatan ekonomi dan permintaan minyak dari Tiongkok dan Amerika Serikat yang ditunjukan oleh data ekonomi terkininya, dan 4. Peningkatan permintaan musiman pasca berakhirnya musim dingin di Tiongkok dan Amerika Serikat.
Sumber: